MAKLUMAT

Salurkan amal jariyah Saudaraku untuk Pengembangan Bangunan Masjid Al-Huda Jotawang. Kirim ke Rekening Simpedes BRI Kancab 3018 Unit Brontokusuman No. Rek.: 3018-01-005812-53-5 atas nama: Masjid Al-Huda Jotawang. Konfirmasi via SMS/Telepon ke HP 08122777300 (Dick Suhadi)atau 08175455045 {Mohammad Ilyas Sunnah)

Selasa, 30 November 2010

Banjir Kali Code Makin Ngegirisi

Laporan: M. I. Sunnah
  Foto: Hasan Sakri-Tribunnews.com        
            Setelah daerah utara Sleman sejak pukul 14 siang Senin 29/11/2010 hingga sore diguyur hujan terus-menerus, Kali Code banjir besar lagi. Bahkan, kali ini lebih besar dari banjir sebelumnya. Arusnya sangat deras dan bergelombang besar membuat miris warga yang menyaksikannya.
            Arus banjir kali yang membelah Kota Yogyakarta ini membesar mulai 17.15 sore menjelang Maghrib. Mula-mula arus banjir membawa serta kayu-kayu glondongan, batu-batu, dan material Merapi lainnya. Arus makin lama makin kencang dan makin membesar.
            Di beberapa titik, arus banjir sempat menggenangi kampung pinggir kali Terban, Jogoyudan, Ledok Cokrodirjan, dan kampung Jambu. Banjir juga meluberi halaman rumah dan menutup saluran pembuangan warga Bintaran. Beberapa warga Bintaran sempat mengungsi ke Masjid dan Balai RW.
            Di Lowano, banjir lahar Merapi meluapkan Kali Code hingga sempat menggenangi kolom-kolam ikan dan bahkan menghanyutkan tak tersisa gunungan-gunungan pasir hasil penambangan warga. Mereka hanya bisa pasrah, “Ya bagaimana lagi, gundukan pasir sudah diangkut oleh yang empunya,” kata Ali Santoso, salah satu tokoh penambang pasir Lowano.
             Derasnya arus banjir Kali Code juga sangat nampak di kampung Sorosutan dan Wirosaban yang merupakan wilayah Kota Yogyakarta paling selatan. Arus banjir itu melaju kencang disertai alun bergelombang yang berwarna coklat kental. Tampak kecemasan membayang di wajah para warga yang berduyun-duyun menontonnya. “Banjir Kali Code kali ini sangat ngengirisi”, kata seorang warga begitu sampai di bantaran sungai 
             Di wilayah pinggir kali kampung Wirosaban, ketinggian arus air tinggal kurang setengah meter dari tinggi talut. Tak pelak lagi, arus banjir kali ini berhasil menumbangkan semua gundugan talut kantong pasir yang baru dibuat oleh warga pada siang harinya. Jadinya, sepangjang 20 meter talut yang ambrol malam sebelumnya kini jebol lagi. Arus banjir menghantam tembok dan pondasi rumah warga yang ada di sana. Karena terkena gerusan arus banjir bertubi-tubi bawah pondasi rumah tersebut menganga seperti gua dan mulai agak amblas sedikit.
             Semoga Pemkot Yogyakarta melalui Dinas yang terkait segera turun tangan membangun kembali talut Kali Code Wirosaban yang ambrol tersebut. Sebab jika tidak segera ditangani, dikhawatirkan arus banjir Kali Code meluap menggenangi perumahan para elit pegawei Pemprov yang berada tepat di timur talut ambrol tersebut. Semoga Allah SWT melindungi hamba-hamba-Nya yang sholeh lagi suka berbuat kebajikan. Amiin. (MIS)

Senin, 29 November 2010

20 Meter Talut Kali Code di Wirosaban Ambrol

Bechoe Beraksi, Talute Malah Ambrol

Minggu, 28 November 2010 sekitar pukul sepuluh malam Kalicode banjir lahar lagi. Ketinggian arus sungai di beberapa daerah hampir menenggelamkan talut yang membalut badan sungai. Di Daerah Karanganyar, Kota Yogyakarta bahkan hanya tinggal beberapa jengkal dari  tinggi talut.
“Saya baru saja minum kopi, tiba-tiba terdengar deburan air di mantras keras sekali. Lalu, saya keluar rumah lari mendekati sungai. Masya Allah airnya sudah meluap-luap. Masih ada penambang pasir yang beraktivitas di sebrang Wirosaban, saya teriaki banjir-banjir. Mereka pada naik, “ungkap Pak Rukimin yang tinggal di  Jotawang pinggir  Kalicode selatan ini. Sementara menurut Pak Marji, tetangga Pak Rukimin, sekitar pukul sebelas mendengar suara krosak-jleluur. Dia langsung lari mendekati sungai. “Saya lihat sebagian bangketan Wirosaban ambrol, tak lama kemudian sebagian yang lain seperti tertarik arus agak ke tengah lalu ambrol juga”. Suara ambrolnya talut tersebut membahana seperti terjadi gempa bumi. Tak pelak lagi, masyarakat kampung Jotawang  dan Kampung Wirosaban berhamburan keluar rumah berduyun-duyun menyaksikan banjir besar itu. Mereka bergerombol “pathing pethungul” di pinggir kali.  
Sekitar setengah jam kemudian, talut di sebelah selatannya juga ambrol. Ambrolnya talut kali ini diiringi jeritan histeris ibu-ibu yang menyaksikan. Maka banjir kali ini berhasil merobaohkan kurang lebih 20 meter talut yang sebelumnya fondasinya telah “growong-growong” digerus hantaman arus sungai setiap hari.
Mulailah sebagian masyarakat “mengkambinghitamkan” si backhoe yang setiap hari mangkal mengeruk pasir Kali Code itu.  Sebagian mereka yang tidak memahami "manjemen arus sungai", menyatakan, “Ini gara-gara sang backhoe itu. Dia mengeruk pasir sungai terlalu dalam, sehingga arus air justru menghantam fondasi talut, akibatnya talut malah mudah  menjadi ambrol”. “Sebaiknya, untuk sementara backhoenya dihentikan dulu saja, “ usul mereka.
Menanggapi masalah ini, Ketua Komisi C DPRD Kota Yogyakarta, M. Zuhrif Hudaya menyatakan siap segera menindaklanjuti masukan masyarakat tersebut, “Pagi ini, saya sudah mengontak Kepala Dinas terkait untuk mengecek ke Wirosaban,” katanya. Zuhrif Hudaya yang juga sekretaris DPW PKS DIY ini menjelaskan bahwa pada prinsipnya backhoe diminta mengeruk sungai hanya 80 cm ke bawah. Sebab jika tidak dikeruk sedimen akan menutupi jalur pembuangan yang ada. Akibatnya jalur pembuangannya bisa bumpet dan malah banjir. Insya segera ditindaklanjuti,” tegasnya lagi.
Senin siang hari, sang backhoe ternyata justru memperdalam lagi sisi tengah badan sungai. Hal ini sesuai dengan arahan Kepala Dinas Kimpraswil Kota Yogya, Eko Suryo sebelumnya, yang menghendaki sementara backhoe  fokus pengerukan pasir di bagian tengah sungai, sehingga dapat menciptakan arus, dan air tidak meluap ke pinggiran. Sementara itu, warga pemilik rumah di pinggir kali membuat talut darurat dari kantong pasir sepanjang talut yang runtuh. Wallahu a`lam entah tahan berapa lama talut kantong pasir ini. Semoga Kali Code hari ini tidak banjir lagi. Amiin (MIS).